Catatan : Pinto Janir Sikumbang
Pernahkah kita tahu bahwa di Minangkabau ini, ada nagari yang memiliki spirit dan heroik perjuangan yang sangat mendidih melawan VOC/Belanda.
Pernahkah kita tahu bahwa masyarakat Bayang pernah terlibat dalam perang melawan Pemerintah Hindia Belanda selama lebih kurang satu abad ( 1663-1771).
Luarbiasa, satu abad berperang tanpa henti melawan Hindia Belanda. Iyo bana bersosoh spirit mempertahankan nagari dari penjajah.
Olala...
Bila ditilik dari bahasa Ibrani , Pessel atau Pesil itu berarti "terhormat" atau "ditinggikan". Nama ini berasal dari akar kata Ibrani yang berarti "unggul" atau "di atas".
Pesil adalah nama untuk seseorang yang luar biasa. Seseorang yang menonjol dari keramaian dan mengundang rasa hormat.
Pessel memang nagari di tempat mana orang orang yang memiliki perjuangan yang tinggi demi menjaga muruah dan kehormatan nagari.
Ayo kita simak perjuangan masyarakat Pesisir Selatan dari waktu ke waktu.
Kita harus tahu, bahwa spirit kesurauan dan pembangunan dunia pendidikan sudah tumbuh di Pessel sejak berabad abad silam.
Yakni, tahun 1523, di Painan sudah berdiri sebuah surau, lembaga pendidikan agama di Minangkabau.
Ingat, di abad 16 ini , Pulau Cingkuk di Painan sudah menjadi pelabuhan kapal international yang berjaya sebagai pelabuhan emas Salido.
Spirit heroik masyarakat Pessel tersibak lagi pada 19 Agustus 1621 dengan peristiwa penolakan tegas pembesar Pesisir Selatan terhadap kekuatan asing yang berpraktik imperialisme dan mengarah kolonialisme dan pengakuan Pagaruyung terhadap Pesisir.
Perjuangan berdarah darah masyarakat Pessel terbukti dengan adanya Perang Bayang pada 7 Juni 1663.Perang Bayang (1663-1711) adalah perang perlawanan rakyat sarat dengan rasa nasionalis.
Rakyat Bayang menolak Belanda membuat loji VOC pertama di kawasan Sumatera Barat, yakni di Pulau Cingkuk tahun 1662.
Wikipedia menulis, bahwa pada
6 Juli 1663, Perjanjian Painan lanjutan dari Sandiwara Batangkapas. Sandiwara menolak kebijakan politik Sultan Iskandar Muda (Aceh) menjaga ketat bahkan hendak menutup kota pantai pelabuhan Samudrapura, Indrapura dalam berdagang lada dan emas.
Pada 28 Januari 1667, terjadi pertemuan tingkat tinggi antara Raja Minangkabau dan Belanda. Pertemuan itu melahirkan salah satu solusinya.
Solusinya adalah pengakuan terhadap eksistensi Pesisir Selatan sebagai bagian integral wilayah sub kultur Minangkabau.
Pada 6 Juni 1701, masyarakat Pessel membakar Loji VOC di Indrapura.
Inderapura merupakan kedudukan sebuah kerajaan maritim terbesar di pantai barat Sumatra dari abad ke 8 sampai abad ke 18 yaitu Kerajaan Inderapura yang sultannya masih ada sampai sekarang
Sungguh luar biasa nilai nilai heroik dan perjuangan masyarakat Pessel. Konon, daerah ini dulunya disebut memiliki pandeka pandeka sati yang tak bisa tersentuh peluru tajam senjata api.
Saran saya, sejarah heroik ini harus diangkat dan diapungkan di masa sekarang, sebagai penumbuh rasa cinta generasi Gen Z pada nusa bangsa dan nagari.
Sungguh sangat layak bila di Pessel dibangun Museum Perjuangan Rakyat untuk mengenang jasa para pahlawan kita.
Pessel sangat layak disebut sebagai Kabupaten Perjuangan!
Pessel, nagari berkuah darah yang pantang takut dan takluk serta tak pernah gentar melawan dan menghadang penjajah.
Pessel adalah citra kejayaan negeri dari Minangkabau untuk Indonesia yang kucinta...
Jakarta 15 April 2025.

